Tuesday, February 4, 2014

Peran Multimoda (MRT Kereta Api) dalam Mengurai Kemacetan dan menstimulus Perekonomian Masyarakat Urban

A. Latar Belakang


Kepadatan penduduk yang terdapat di kota-kota metropolitan seperti di Jabodetabek (DKI Jakarta, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Kota Bekasi) , Bandung Raya (Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung), dan Gerbangkertosusila (Surabaya, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo) dinilai telah menimbulkan banyak permasalahan dan salah satunya adalah permasalahan kelancaran mobilisasi penduduk dan perpindahan barang/benda (movement goods/things).
Permasalahan yang jamak ditemui di kota-kota besar di Indonesia adalah soal transportasi. Semakin hidup suatu kota, pergerakan masyarakatnya semakin tinggi. Hal itu perlu diimbangi dengan laju sarana transportasi (moda) dan infrastrukturnya. Umumnya masalah timbul ketika moda yang dipilih masyarakat adalah kendaraan pribadi. Masalah semakin pelik, ketika pertumbuhan kendaraan pribadi tidak seimbang dengan pertambahan panjang jalan. Inilah yang membuat pemangku kebijakan, mulai beralih untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi dan meningkatkan sarana serta prasarana angkutan umum. Caranya melalui sistem transportasi antarmoda dan sistem transportasi angkutan umum terpadu (multimoda). 
Dengan adanya system transportasi angkutan yang ada, diharapkan dan ternyata telah membawa perubahan positif dalam mengurai kemacetan yang ada. Tidak hanya mengurai kemacetan, dengan adanya sitem transportasi angkutan umum terpadu (multimoda) membawa kemajuan di sector ekonomi karena lancarnya system pengangkutan barang.
     Tetapi dalam pelaksanaannya proses peralihan ini tidak gampang. Selain harus mengubah pola pikir masyarakat tentang manfaat menggunakan transportasi umum, juga harus membenahi angkutan massal. Dengan konsep unimoda yang sebagian masih dipratekkan di negara Indonesia, orang tetap akan malas menggunakan angkutan umum. Karena mereka akan kesulitan dalam proses pergantian moda, waktu menunggu yang lama, tempat pergantian yang tidak nyaman, jumlah pergantian angkutan yang tidak menentu dan akhirnya menyuburkan tumbuhnya angkutan umum yang tidak resmi.
     Oleh karena alasan di atas maka dibuatlah paper ini yang akan membahas bagaimana transportasi multimoda secara khusus yang akan membahas Kereta dapat mengurangi kemacetan dan bagaimana transportasi moda dapat menstimulus perekonomian masyarakat urban. Paper ini juga akan menyajikan multimoda-multimoda yang terdapat di dunia dan bagaimana multimoda tersebut berperan positif di Negara tersebut. Konsekuensi, resiko, ancaman, serta kondisi lingkungan yang berhubungan dengan angkutan multimoda juga akan dibahas di dalam paper ini agar pembaca serta penulis dapat memahami dan mengerti permasalahan yang ada.

B. Resume

       Moda transportasi terdiri dari moda transportasi jalan, kereta api, sungai, danau dan penyeberangan, laut dan udara, yang dapat membentuk jaringan transportasi, dengan karakteristik teknis yang berbeda, serta pemanfaatannya disesuaikan dengan kondisi geografis daerah layanan.  Transportasi antarmoda adalah transportasi penumpang dan atau barang yang menggunakan lebih dari satu moda transportasi dalam satu perjalanan yang berkesinambungan. Transportasi multimoda adalah transportasi barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda transportasi yang berbeda, atas dasar satu kontrak yang menggunakan Dokumen Transportasi Multimoda dari suatu tempat barang diterima oleh operator transportasi multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk penerimaan barang tersebut, artinya, berbagai moda dapat terkombinasikan dengan baik, efisien serta efektif sehingga orang dapat berpindah dari satu jenis angkutan ke angkutan lainnya dengan cepat, murah dan nyaman.
Kereta api didefinisikan sebagai sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Dengan demikian kereta api hanya dapat bergerak/berjalan pada lintasan/jaringan rel yang sesuai dengan peruntukannya, hal ini menjadi keunggulannya karena tidak terganggu dengan lalu lintas lainnya, tetapi dilain pihak menjadikan kereta api menjadi angkutan yang tidak fleksibel karena jaringannya terbatas. Sasaran pembangunan perkeretaapian diprioritaskan untuk meningkatkan kinerja pelayanan terutama keselamatan angkutan, melalui penurunan tingkat kecelakaan dan fatalitas akibat kecelakaan di perlintasan sebidang dengan jalan dan penanganan keamanan operasi pada sepanjang lintas utama yang padat, serta kelancaran mobilisasi angkutan barang dan jasa.

1. Perkeretaapian yang Terkenal di Dunia

 a) MRT Singapura
Mass Rapid Transit atau MRT Singapura adalah sebuah sistem angkutan cepat yang membentuk tulang punggung dari sistem kereta api di Singapura dan membentang ke seluruh negara kota ini. Bagian pertama dari MRT ini, antara Stasiun Yio Chu Kang dan Stasiun Toa Payoh, dibuka tahun 1987 dan menjadi sistem angkutan cepat tertua kedua di Asia Tenggara, setelah Sistem LRT Manila. Jaringan ini telah berkembang cepat sebagai hasil dari tujuan Singapura untuk mengembangkan jaringan kereta yang lengkap sebagai tulang punggung utama dari sistem angkutan umum di Singapura dengan perjalanan penumpang harian rata-rata 1,952 juta jiwa tahun 2009, hampir 63% dari 3,085 juta penumpang jaringan bus pada waktu yang sama. 
MRT Singapura memiliki 79 stasiun (1 di antaranya tidak beroperasi) dengan jalur sepanjang 129,7 kilometer dan beroperasi pada sepur standar. Jalur rel ini dibangun oleh Land Transport Authority, sebuah badan milik Pemerintah Singapura yang memberi konsesi operasi kepada perusahaan laba SMRT Corporation dan SBS Transit. Operator-operator ini juga mengelola layanan bus dan taksi, sehingga menjamin adanya integrasi penuh layanan angkutan umum. MRT ini dilengkapi oleh sistem Light Rail Transit (LRT) regional yang menghubungkan stasiun MRT dengan perumahan umum HDB. Layanan ini beroperasi mulai pukul 5.30 pagi dan berakhir sebelum pukul 1.00 pagi setiap hari dengan frekuensi tiga sampai delapan menit, dan layanan ini diperpanjang selama hari-hari libur Singapura.
b) Kereta di Prancis
Prancis memiliki kereta kecepatan tinggi dengan kecepatan di atas 200 km/jam. Biasanya kereta kecepatan tinggi ini berjalan dengan kecepatan antara 250 km/jam sampai 300 km/jam. Meskipun rekor kecepatan dunia untuk kereta beroda dipecahkan pada tahun 1990 oleh kereta Perancis TGV yang mencapai kecepatan 515 km/jam, sedangkan kereta maglev eksperimen Jepang telah mencapai kecepatan 581 km/jam.
Pasar yang dituju masih berfokus pada pasaran perjalanan bisnis. Namun belakangan ini perjalanan tamasya mulai berkembang. Di Perancis sudah banyak jalur yang menghubungi pantai hiburan di Samudra Atlantik dan Laut Tengah, dan juga taman bermain besar. Sistem TGV telah menurunkan harga untuk perjalanan jarak jauh agar dapat bersaing dengan transportasi udara, dan sebagai hasilnya kota-kota dengan jarak tempuh 1 jam oleh TGV telah menjadi pilihan penumpang. Efek samping dari pembukaan jalur kereta ini adalah pengembangan yang cepat daerah pedesaan yang terisolasi. Belakangan ini, beberapa jalur kereta cepat ini sengaja direncanakan untuk tujuan ini, contohnya adalah Madrid-Sevilla di Spanyol dan Amsterdam-Groningen di Belanda.
c) Kereta di Jepang
Shinkansen (juga sering dipanggil kereta peluru) adalah jalur kereta api cepat Jepang yang dioperasikan oleh empat perusahaan dalam grup Japan Railways. Shinkansen merupakan sarana utama untuk angkutan antar kota di Jepang, selain pesawat terbang. Kecepatan tertingginya bisa mencapai 300 km/jam. Nama Shinkansen sering digunakan oleh orang-orang di luar Jepang untuk merujuk kepada kereta apinya, namun kata ini dalam bahasa Jepang sebenarnya merujuk kepada nama jalur kereta api tersebut.
Shinkansen dibuka pada 1 Oktober 1964 untuk menyambut Olimpiade Tokyo. Jalur ini langsung sukses, melayani 100 juta penumpang kurang dari 3 tahun sejak dibuka pada tanggal 13 Juli 1967, dan melayani satu milyar penumpang pada 1976. Pada mulanya Shinkanshen dari Tokyo ke Shin-Osaka (515,4km) memakan waktu kira-kira 4 jam. Pada 1992, Shinkanshen model baru 'Nazomi' yang dapat menghasilkan kecepatan 270 km/jam telah menghasilkan perjalanan yang singkat. Rancangan penggunaan landasan kereta api linear motor car pada abad ke-21 yang akan datang ini diharapkan akan menambah kecepatan Shinkanshen.
Tidak ada daftar kecelakaan yang berakibat fatal dalam pengoperasian Shinkansen sejak sekitar 40 tahun yang lalu. Namun ada beberapa orang terluka dan satu kefatalan dikarenakan pintu yang menjepit penumpang atau barang mereka. Selain itu ada beberapa percobaan bunuh diri oleh penumpang. Karena itu beberapa stasiun telah memasang pagar pelindung. Meskipun begitu tetap saja ada percobaan bunuh diri oleh penumpang yang memanjat pagar pengaman tersebut. Untuk menghadapi gempa bumi kereta ini dilengkapi dengan sistem pendeteksian yang akan memberhentikan kereta bila gempa bumi terdeteksi. Pada gempa bumi Chuetsu di Oktober 2004 sebuah Shinkansen yang dekat dengan pusat gempa lepas dari relnya, namun tidak ada penumpang yang terluka. Kereta generasi berikutnya, FASTECH 360 akan memiliki sayap rem penahan angin (yang mirip dengan kegunaan telinga) untuk membantu proses pemberhentian bila gempa bumi terdeteksi.
d) Kereta di Cina
Cina telah membuka rute kereta api cepat terpanjang di dunia, sebelum musim mudik Tahun Baru 2012. Jarak 2,300 kilometer antara Beijing dan Guangzhou akan ditempuh dalam waktu yang jauh lebih singkat. Jaringan kereta api cepat di Cina didirikan di tahun 2007, dan dalam waktu singkat menjadi yang terbesar di dunia, dengan rel mencakup 8,358 kilometer pada akhir 2010 dan diperkirakan akan berlipat dua kali menjadi 16,000 kilometer sebelum 2020. Tapi, sistem kereta api cepat Cina pernah bermasalah ketika sebagian relnya anjlok di Cina tengah setelah hujan lebat. Sebuah kereta api cepat mengalami kecelakaan di tahun 2011, menewaskan 40 orang.
Kereta api cepat pada rute terbaru itu berkecepatan 300 kilometer per jam dengan waktu perjalanan seluruhnya sekitar delapan jam dari Beijing ke Guangzhou. Sebelumnya, waktu perjalanan antara Beijing dan Guangzhou dengan kereta api lebih dari 20 jam. Media resmi melaporkan, tanggal 26 Desember untuk pembukaan rute itu dipilih sebagai peringatan hari lahir pemimpin Cina, Mao Zedong.
e) Kereta di Malaysia
Keretapi Tanah Melayu Berhad (KTMB) merupakan pengendali kereta api utama di Semenanjung Malaysia. Dahulunya dikenal sebagai Malayan Railway Administration, perusahaan ini kini dikenal sebagai KTMB akibat ikatan kerja sama yang dilakukan pemerintah Malaysia pada tahun 1992. Namun, KTMB masih dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah persekutuan Malaysia. Sejarah sistem rel ini bermula sewaktu zaman penjajahan Inggris, ketika jalan kereta api pada awalnya dibangun untuk mengangkut timah. 
Panjang seluruh rel kereta adalah 1,699 km. Semua rute KTMB adalah rel tunggal, kecuali sebagian dari rute utama di antara Ipoh dan Seremban, dan juga jalur cabang Batu Caves-Sentul-Kuala Lumpur-Pelabuhan Klang, yang sekarang ini sudah dilengkapi jalur ganda dan elektrifikasi. Dengan daya elektrifikasi 25 kV AC, untuk mengoperasikan kereta listrik komuter.

2. Kereta di Indonesia

Data yang ada menunjukkan bahwa system perkeretaapian telah sukses mengurai kemacetan di Negara-negara yang ada di atas. Pada saat ini Indonesia khususnya di daerah-daerah padat penduduk (pulau Jawa) telah mengoptimalkan penggunaan kereta dalam pengangkutan manusia maupun pengangkutan barang. Berikut ini adalah daftar kereta api yang beroperasi di Indonesia:
Eksekutif Argo
Eksekutif / Satwa
Bisnis dan Kereta api Campuran
Ekonomi AC
Ekonomi (AC split)
Komuter Unggulan
Komuter Ekonomi
Komuter Jabodetabek
Kereta nonkomersial

3. Pengentasan kemiskinan

Dalam laporan World Bank Urban Transport Strategy Review, Allport (2000) menunjuk pada sebuah kebijakan MRT bagi kota-kota berkembang: Pada pusat kebijakan MRT bagi kota-kota berkembang terdapat konflik nyata antara melakukan pengentasan kemiskinan, yang untuk itu sangat diperlukan layanan yang terjangkau, dan memikat pengguna mobil, yang bagi mereka kualitas layanan adalah sangat penting.  
Mass Rapid Transit dapat memainkan peranan penting dalam mengurangi -atau memperburuk- kemiskinan. Orang-orang miskinlah yang paling tergantung pada angkutan umum sebagai akses ke pekerjaan dan layanan. Di beberapa kota masyarakat miskin kota mengeluarkan hingga 30% dari pendapatannya untuk transportasi. Orang- orang miskin biasanya menetap di wilayah dengan harga sewa rendah pada pinggiran kota, dan di beberapa kasus memakan waktu hingga 2 sampai 4 jam di perjalanan setiap harinya. Yang sangat penting, dana publik yang tidak dialirkan ke pembangunan jalan dan kereta dapat digunakan untuk perbaikan kesehatan, pendidikan, lahan umum dan kualitas hidup masyarakat miskin kota.  
Konsentrasi pada jenis transportasi orang miskin menjadi panggilan untuk menyediakan bentuk- bentuk transportasi umum yang terjangkau bagi mereka, meskipun transportasi umum sebaiknya tidak boleh ditujukan hanya untuk orang-orang miskin, sebagaimana yang ditunjukkan oleh kota- kota makmur di Eropa dan Asia.

4. Peran Transportasi Multi Moda Dalam Sistem Logistik

Pertumbuhan angkutan barang dalam beberapa dekade belakangan ini luar biasa sehingga perlu dilakukan langkah-langkah untuk mengoptimasikan angkutan barang tersebut. Belum lama pemerintah memandang perlu untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda yang mengawinkan undang-undang subsektor Jalan, Perkeretaapian dan Laut . Peraturan pemerintah ini dikeluarkan untuk mendukung sistem logistik nasional. Peran angkutan multi moda berkembang sangat cepat dalam beberapa dekade belakangan ini sejalan dengan pertumbuhan permintaan barang-barang konsumsi masyarakat dan mesin-mesin produksi. Pergerakan barang menjadi semakin jauh yang membutuhkan angkutan yang efisien dan dapat dilaksanakan dengan cepat, sehingga dibutuhkan suatu sistem yang kemudian dinamakan Multi moda.
Kereta api merupakan angkutan yang efisien untuk jumlah penumpang yang tinggi sehingga sangat cocok untuk angkutan massal kereta api perkotaan pada koridor yang padat, tetapi juga digunakan untuk angkutan penumpang jarak menengah sampai dengan 3 atau 4 jam perjalanan ataupun untuk angkutan barang dalam jumlah yang besar dalam bentuk curah, seperti untuk angkutan batu bara. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.

5. Jenis-jenis kereta api

Pengelompokan jenis-jenis kereta api dapat dikelompokkan atas jenis tenaga penggerak ataupun dari jenis rel yang digunakan.
a) Dari segi propulsi (tenaga penggerak)
Kereta api uap
Kereta api diesel
Kereta rel listrik
Kereta api daya magnit
b) Dari segi rel
Kereta api rel konvensional
Kereta api monorel
c) Dari penempatan rel
Kereta api bawah tanah
Kereta api layang
Kereta api permukaan
d) Kereta api di perkotaan
Kereta api berat
Kereta api ringan
Kereta api ringan di jalan
Kereta api ringan di jalur eksklusif
e) Kereta api barang

C. Review

Dalam pelaksanaan kebijakan pembuatan MRT di bidang Kereta Api ternyata tidak semudah dan selancar yang diharapkan. Bayak ditemukan kendala dan hambatan mulai dari segi pembangunan fasilitas sampai pada operasional fasilitas MRT Kereta.
1. Biaya
Bagi banyak kota, biaya infrastruktur sebuah sistem angkutan merupakan faktor pengambilan keputusan yang baik sekali. 
a) Modal untuk MRT berbasis kereta  
Biaya modal biasanya mencakup biaya-biaya perencanaan dan kosntruksi sebagaimana peralatan teknis dan modal berputar. Sebagai perbandingan, biaya modal sistem LRT Amerika Serikat berkisar rata-rata US$ 21.6 Juta per kilometer. Biaya-biaya modal tergantung pada perluasan pemisahan bertingkat dan jalur khusus, seperti halnya pada kondisi-kondisi khusus geologis dan harga-harga material bangunan dan buruh, namun juga perluasan untuk prosedur-prosedur dan lembaga-lembaga perencana. Allport (2000) menunjukkan bahwa efektifitas dari prosedur perencanaan memberikan kontribusi pada besarnya perkembangan biaya modal. Studi mendapati bahwa sistem Metro yang serupa di negara-negara berkembang sangat jauh lebih mahal, contohnya, dibandingkan dengan sebuah sistem yang dijalankan di Madrid. 
b) Biaya Operasional  
Struktur biaya kereta yang tinggi, perawatan dan penggantian suku cadang tertentu kadang harus diberi modal oleh pemerintah. Sistem kereta pasti memiliki keuntungan operasional yang tampak dari sudut pandang biaya tenaga kerja, khususnya terkait dengan biaya pengemudi. Pelatih bus masing-masing memerlukan seorang pengemudi sementara beberapa pelatih kereta yang saling terhubung hanya membutuhkan satu pengemudi. Namun demikian, di negara-negara berkembang, perbedaan upah yang lebih rendah berarti bahwa keuntungan lebih banyak berlimpah dari komponen-komponen lainnya. 
c) Biaya operasional sistem kereta  
Biaya operasional termasuk gaji, bensin dan perawatan baik kendaraan maupun infrastrukturnya. Biaya-biaya operasional sebagian tergantung pada jumlah kendaraan yang diperlukan untuk memberikan layanan. Semakin tinggi kecepatan operasi, semakin rendah masa sirkulasinya dan konsekuensinya juga ke jumlah kendaraan yang dibutuhkan untuk satu lini tunggal.

2. Jangka Waktu Konstruksi
Sistem rel bawah tanah dan ditinggikan diperkirakan akan memakan waktu lebih lama, seringkali sampai lebih dari 3 tahun.  Masalah jangka waktu pembangunan MRT sering dijadikan menjadi permasalahan politis disaat seorang pemimpin daerah hanya memegan jabatan selama 5 tahun masa kerja saja.

3. Lingkup Tantangan  
Berbagai syarat mutlak proyek-proyek MRT berbasis kereta mencakup:
Koridor dengan volume perjalanan yang sangat baik (lebih dari 700.000 perjalanan per hari)
Lebih dari 5 juta penduduk atau pembanguan dalam ruang linear
Sedikitnya pendapatan per kapita tahunan kota 
Pengelolaan kota dengan pengalaman positif terhadap peraturan lalu lintas
Integrasi dengan moda lain / tariff
Tarif yang bersaing
Kerangka kerja institusional yang kokoh
Stabilitas pertumbuhan penduduk dikombinasikan dengan kemakmuran ekonomi
Pertumbuhan pusat kota  

D. Penutup

1. Kesimpulan
Setelah melihat data-data dan fakta yang ada di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan multimoda khususnya kereta api telah mengurangi kemacetan di kota-kota besar dan telah menstimulus perekonomian masyarakat urban. Hal ini dapat dilihat dari kesuksesan kereta api sebagai multimoda di beberapa Negara besar yang menggunakannya sebagai alat transportasi yang besar. Kesuksesan di Negara yang menggunakan kereta api juga telah dirasakan oleh daerah-daerah yang padat penduduk seperti Jabodetabek. 
Adanya KRL di Jabodetabek telah mengurangi padatnya arus lalu lintas karena banyak pekerja, pelajar, dan masyarakat umum yang telah menggunakan KRL sebagai alat transportasinya dalam bepergian ke suatu tempat tujuan. Dengan cepatnya dan murahnya mobilisasi menggunakan KRL maka hal ini dapat mengurangi tingkat atau beban pengeluaran masyarakat yang tinggal di perkotaan. 
Selain itu, dengan adanya jaringan kereta api di Pulau Jawa secara khususnya telah memudahkan dan mempercepat proses transportasi barang. Dengan cepat dan murahnya transportasi barang maka semakin cepat juga perputaran uang yang terjadi di suatu daerah.
2. Saran
Pada saat ini pembangunan multimoda khususnya kereta api telah digiatkan di Jabodetabek dan daerah padat penduduk lainnya. Dalam pembangunan ini ditemukan beberapa hambatan baik dari hambatan internal yaitu mahalnya biaya produksi dan lamanya konstruksi ternyata muncul juga permasalahan eksternal yaitu adanya pihak-pihak yang ingin mengahalangi pembangunan jalur kereta. Hal ini disebabkan aka nada beberapa pihak yang merasa dirinya dirugikan dengan adanya MRT Kereta Api.

No comments:

Post a Comment